August 27, 2025

baliutama

update berita seputar bali dan sekitarnya

Walikota Hadiri Karya di Pura Penataran Kahyangan Suwung

baliutama

Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, menghadiri rangkaian karya atau upacara ritual di Pura Penataran Kahyangan Suwung, Minggu (27/8). Kehadiran Walikota sekaligus memberikan dukungan penuh terhadap pelestarian budaya dan agama Hindu di kota ini.

Makna Karya di Pura

Karya di Pura Penataran Kahyangan Suwung merupakan salah satu bentuk penghormatan umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Upacara ini melibatkan persembahan banten, tarian, dan doa bersama yang dipimpin oleh pemangku pura.

Walikota Mantra menyampaikan bahwa kegiatan ini penting untuk menjaga kearifan lokal dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. “Pelaksanaan karya ini adalah bukti bahwa masyarakat Denpasar tetap memegang teguh adat dan budaya Bali. Kita harus menjaga nilai-nilai ini agar tetap lestari,” ujarnya.

Kehadiran Walikota dan Dukungan Pemerintah

Kehadiran Walikota Denpasar di pura ini mendapat apresiasi dari krama (umat) setempat. Mantra menekankan bahwa pemerintah kota siap mendukung kegiatan keagamaan dan kebudayaan, termasuk pemeliharaan sarana ibadah, pelatihan generasi muda, dan kegiatan seni budaya yang berkaitan dengan pura.

“Kami mendukung sepenuhnya, tidak hanya secara formal, tetapi juga melalui program-program yang meningkatkan kesadaran budaya dan agama bagi generasi muda,” jelas Mantra.

Partisipasi Masyarakat dan Generasi Muda

Rangkaian karya di Pura Penataran Kahyangan Suwung juga menjadi ajang partisipasi masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Banyak generasi muda yang dilibatkan dalam tarian dan persembahan, sehingga mereka belajar menghargai tradisi sejak dini.

Ketut Suryadi, krama setempat, mengatakan, “Melalui karya ini, kami mengajarkan anak-anak untuk mencintai pura, memahami doa, dan menghargai seni Bali. Kehadiran Walikota membuat semangat kami semakin tinggi.”

Peran Pura dalam Kehidupan Masyarakat

Pura Penataran Kahyangan Suwung bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat sosial dan budaya bagi masyarakat. Di sini, berbagai kegiatan adat dan seni rutin digelar, mulai dari upacara keagamaan, workshop tari, hingga pelatihan gamelan.

“Pura adalah jantung kehidupan masyarakat Bali. Selain ibadah, di sini kita belajar kebersamaan, saling menghormati, dan melestarikan seni budaya,” tambah Ketut Suryadi.

Dukungan Terhadap Pelestarian Budaya

Walikota Mantra menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan krama pura untuk melestarikan budaya. Ia berharap kegiatan seperti ini menjadi inspirasi bagi pura-pura lain di Denpasar untuk terus aktif menyelenggarakan karya dan kegiatan budaya.

“Budaya Bali harus hidup dalam keseharian kita. Pemerintah akan terus memfasilitasi agar pura tetap menjadi pusat pendidikan, seni, dan spiritual bagi masyarakat,” tegas Mantra.

Harapan ke Depan

Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi masyarakat, karya di Pura Penataran Kahyangan Suwung diharapkan dapat terus berlangsung secara berkelanjutan. Generasi muda yang dilibatkan akan menjadi penerus yang mampu menjaga dan mengembangkan tradisi Bali.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap anak-anak dan remaja Bali tidak hanya mengenal budaya, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah investasi budaya untuk masa depan,” pungkas Walikota.

Kesimpulan

Kehadiran Walikota Denpasar dalam karya di Pura Penataran Kahyangan Suwung menegaskan komitmen pemerintah terhadap pelestarian budaya dan agama Hindu. Dengan dukungan masyarakat dan generasi muda, tradisi dan nilai-nilai Bali diharapkan tetap hidup, relevan, dan terus diwariskan ke generasi berikutnya.