Palebon Ida Pedanda Gede Sadhawa Jelantik Dihadiri Megawati
baliutama – Upacara palebon Ida Pedanda Gede Sadhawa Jelantik di Gianyar, Bali, berlangsung khidmat dan penuh makna. Ribuan warga, tokoh adat, hingga pemimpin politik turut hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Salah satu tokoh yang hadir langsung adalah Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, yang datang bersama rombongan. Kehadiran Megawati menambah bobot acara sekaligus memperlihatkan penghormatan mendalam terhadap tokoh suci umat Hindu tersebut.
Palebon sebagai Tradisi Sakral
Palebon dalam tradisi Bali bukan sekadar prosesi pembakaran jenazah, melainkan sebuah upacara ngaben agung yang diperuntukkan bagi sulinggih atau pendeta. Prosesi ini sarat akan nilai-nilai spiritual, filosofi kehidupan, serta penghormatan kepada leluhur. Dalam kepercayaan Hindu, palebon diyakini sebagai jalan untuk mengantarkan roh menuju moksha atau penyatuan dengan Sang Hyang Widhi.
Upacara palebon Ida Pedanda Gede Sadhawa Jelantik dilaksanakan dengan rangkaian ritual adat yang penuh simbol. Ribuan krama (umat) ikut terlibat dalam prosesi, mulai dari persiapan bade, naga banda, hingga pelepasan roh. Suasana penuh haru namun juga sakral menyelimuti jalannya acara.
Kehadiran Megawati
Megawati Soekarnoputri hadir bersama rombongan partai dan beberapa tokoh nasional. Kehadirannya disambut hangat oleh masyarakat serta pemuka adat setempat. Dengan busana adat Bali, Megawati turut mengikuti prosesi dari awal hingga akhir sebagai bentuk penghormatan.
Dalam kesempatan itu, Megawati menyampaikan rasa duka cita mendalam atas berpulangnya Ida Pedanda Gede Sadhawa Jelantik. Ia menekankan bahwa sosok sulinggih tersebut telah memberikan teladan kebijaksanaan, pengabdian, serta kontribusi bagi kehidupan beragama dan kebudayaan di Bali.
“Upacara ini menunjukkan betapa kuatnya tradisi dan budaya Bali yang harus terus dijaga. Kehadiran saya di sini sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum sekaligus penghargaan kepada masyarakat Bali yang tetap menjaga adat dan nilai-nilai leluhur,” ujar Megawati.
Tokoh Adat dan Ribuan Warga Hadir
Selain Megawati, hadir pula sejumlah pejabat daerah, anggota DPRD, hingga tokoh masyarakat Bali. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa palebon ini tidak hanya bermakna spiritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan budaya yang luas.
Ribuan warga dari berbagai desa adat turut memadati lokasi. Mereka ikut berpartisipasi, baik dalam prosesi maupun sebagai bentuk solidaritas. Di Bali, upacara palebon memang menjadi momen kebersamaan yang mengikat umat dalam nilai gotong royong.
Nilai Filosofis dan Pesan Moral
Upacara palebon Ida Pedanda Gede Sadhawa Jelantik juga menjadi pengingat akan filosofi Hindu Bali tentang siklus kehidupan. Bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan perjalanan menuju penyatuan dengan Sang Pencipta. Melalui palebon, masyarakat kembali diingatkan untuk hidup selaras dengan dharma, kebenaran, serta pengabdian pada sesama.
Tokoh adat menyampaikan pesan bahwa generasi muda harus terus melestarikan tradisi palebon, bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai identitas spiritual Bali. Upacara ini bukan sekadar ritual, melainkan bagian dari jati diri masyarakat yang tidak boleh hilang di tengah modernisasi.
Penutup
Palebon Ida Pedanda Gede Sadhawa Jelantik menjadi momen penting bagi umat Hindu di Bali. Kehadiran Megawati Soekarnoputri dalam prosesi ini menunjukkan bahwa upacara adat tidak hanya bermakna lokal, tetapi juga memiliki nilai nasional yang diakui luas.
Melalui palebon, masyarakat Bali memperlihatkan kepada dunia bagaimana tradisi, budaya, dan spiritualitas berpadu dalam harmoni. Bagi umat, prosesi ini tidak hanya melepas kepergian seorang sulinggih, tetapi juga merayakan nilai kehidupan yang diwariskan untuk generasi berikutnya.
