Menteri Bappenas Dukung Visi Bali Berkelanjutan: Gubernur Koster Dorong Kemandirian Energi dan Pembangunan Hijau
baliutama.web.id Pemerintah Provinsi Bali menerima kunjungan kerja penting dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy. Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Bali Wayan Koster memaparkan arah pembangunan daerah yang berfokus pada konsep Bali Berkelanjutan. Pertemuan ini berlangsung di Jaya Sabha, Denpasar, dan dihadiri oleh sejumlah pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemprov Bali.
Gubernur Koster menekankan bahwa pembangunan Bali saat ini sedang diarahkan pada model yang lebih mandiri, hijau, dan terintegrasi. Ia menegaskan perlunya transformasi menyeluruh agar Bali tidak hanya berkembang dalam aspek pariwisata, tetapi juga memiliki fondasi kuat dalam bidang energi, pangan, dan infrastruktur.
Tiga Pilar Kemandirian sebagai Fokus Utama
Dalam pemaparan tersebut, Gubernur Koster memperkenalkan tiga pilar kemandirian yang sedang diprioritaskan pemprov. Pilar ini menjadi landasan pembangunan Bali ke depan. Ketiganya adalah kemandirian energi, kemandirian pangan, dan kemandirian air. Menurutnya, ketiga sektor tersebut menjadi kunci bagi Bali untuk mampu menghadapi tantangan global.
1. Bali Mandiri Energi
Program pertama yang ditekankan adalah Bali Mandiri Energi. Pemerintah provinsi mendorong pemanfaatan energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Bali dianggap memiliki potensi energi matahari yang melimpah sehingga strategis untuk dikembangkan.
Melalui percepatan pembangunan PLTS, Bali berharap dapat mengurangi ketergantungan pada energi berbasis fosil. Langkah ini juga mendukung target nasional dalam melakukan transisi energi bersih. Koster menegaskan bahwa pemanfaatan energi surya tidak hanya penting bagi ketahanan energi, tetapi juga lebih ramah lingkungan demi keberlanjutan Bali.
2. Kemandirian Pangan Berbasis Potensi Lokal
Pilar kedua yaitu kemandirian pangan. Pemerintah Bali ingin memastikan bahwa kebutuhan pangan masyarakat dapat dipenuhi dari produksi lokal, terutama komoditas yang menjadi kekuatan daerah. Bali memiliki potensi besar dalam pertanian organik, hortikultura, serta sistem subak yang telah diakui dunia.
Menurut Gubernur, penguatan sektor pangan tidak hanya berfungsi menjaga stabilitas pasokan, tetapi juga bagian dari perlindungan budaya Bali yang sejak dulu lekat dengan tradisi agraris. Pemerintah daerah mendorong petani untuk meningkatkan produksi berbasis teknologi, tetapi tetap memegang nilai budaya lokal.
3. Penguatan Sistem Air Bersih dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Program ketiga ialah kemandirian air. Ketersediaan air bersih menjadi isu penting di Bali, terutama karena pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kebutuhan sektor pariwisata. Gubernur Koster menekankan perlunya manajemen air yang lebih modern dan terukur.
Pemprov Bali berkomitmen meningkatkan pembangunan embung, rehabilitasi irigasi, serta menjaga daerah tangkapan air. Upaya ini dilakukan untuk memastikan setiap wilayah memiliki akses air bersih yang cukup tanpa merusak kelestarian lingkungan.
Respons Menteri Bappenas terhadap Visi Pembangunan Bali
Menteri Bappenas Rachmat Pambudy memberikan respons positif terhadap program-program yang dipaparkan. Menurutnya, apa yang dilakukan Bali sejalan dengan arah pembangunan nasional yang menekankan transformasi ekonomi hijau dan ketahanan daerah.
Ia menyampaikan bahwa pemerintah pusat siap mendukung penuh rencana Bali, terutama dalam aspek energi bersih dan penguatan infrastruktur dasar. Rachmat menilai Bali sebagai daerah yang memiliki karakter unik sehingga perlu pendekatan pembangunan yang lebih terukur dan berkelanjutan.
Menteri Bappenas juga menyoroti pentingnya kesinambungan antara kebijakan pusat dan daerah. Bagi Rachmat, Bali bisa menjadi contoh nasional dalam penerapan pembangunan hijau apabila konsep kemandirian energi dan pangan dapat diwujudkan.
Pembangunan Berkelanjutan sebagai Masa Depan Bali
Gubernur Koster menjelaskan bahwa visi Bali Berkelanjutan bukan hanya slogan. Pembangunan yang diusung Pemprov Bali bertujuan melindungi alam, budaya, dan kualitas hidup masyarakat. Transformasi ekonomi tidak hanya berfokus pada pariwisata, tetapi juga perlu didukung oleh sektor-sektor produktif yang menguatkan ketahanan daerah.
Dengan dukungan pemerintah pusat, diharapkan program seperti Bali Mandiri Energi dan pengembangan sektor pangan organik dapat terlaksana lebih cepat. Gubernur juga memastikan bahwa pembangunan akan tetap mempertahankan konsep Tri Hita Karana, yaitu keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Kesimpulan: Bali menuju Masa Depan yang Mandiri dan Hijau
Pertemuan antara Pemprov Bali dan Menteri Bappenas menunjukkan komitmen kuat kedua pihak dalam mewujudkan pulau Bali yang lebih mandiri dan berkelanjutan. Tiga pilar pembangunan, yaitu energi bersih, pangan lokal, dan ketersediaan air, menjadi fondasi utama yang akan membawa Bali menuju masa depan yang tangguh dan berkarakter.
Langkah-langkah strategis ini diharapkan mampu menjaga Bali tetap menjadi destinasi dunia tanpa mengorbankan lingkungan dan budaya. Dengan dukungan pemerintah pusat, kolaborasi ini menjadi momentum penting bagi masa depan Bali yang lebih hijau dan berdaya.

Cek Juga Artikel Dari Platform marihidupsehat.web.id
