Kapal Penumpang KMP Cemerlang 55 Kandas di Perairan Gilimanuk Bali, 69 Penumpang Dievakuasi Selamat
baliutama.web.id Sebuah kapal penumpang jenis Roro bernama KMP Cemerlang 55 mengalami insiden kandas di perairan sekitar Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali. Kapal tersebut tengah melayani rute reguler Pelabuhan Ketapang–Gilimanuk, jalur penyeberangan utama yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali.
Kapal dilaporkan kandas pada jarak sekitar 1,8 mil laut dari dermaga Gilimanuk, tepat di perairan yang dikenal dangkal saat air surut. Berdasarkan laporan awal, KMP Cemerlang 55 berangkat dari Pelabuhan Ketapang dengan membawa 69 orang yang terdiri atas 53 penumpang, 13 anak buah kapal (ABK), dan 3 orang pengikut.
Insiden kandas ini sontak menarik perhatian karena jalur Ketapang–Gilimanuk merupakan salah satu rute laut tersibuk di Indonesia, dengan ratusan kapal penumpang dan logistik melintas setiap harinya.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, kapal bertolak dari Ketapang pada siang hari dan seharusnya tiba di Gilimanuk dalam waktu sekitar 45 menit. Namun, beberapa mil sebelum tiba di dermaga, kapal mendadak berhenti dan tak bisa bergerak maju.
Kondisi cuaca saat itu terpantau berawan dengan kecepatan angin sedang dan gelombang rendah. Dugaan sementara, kapal kandas akibat air laut surut yang menyebabkan bagian bawah kapal menyentuh dasar perairan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya, mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan dari TNI AL Gilimanuk beberapa saat setelah kejadian. “Begitu mendapat laporan, tim langsung bergerak dari Pos SAR Jembrana menuju lokasi untuk melakukan evakuasi dan pengecekan kondisi kapal,” ujarnya.
Tim SAR yang terdiri dari sembilan personel segera berkoordinasi dengan Basarnas Bali, Syahbandar Gilimanuk, dan aparat keamanan pelabuhan untuk memastikan kondisi seluruh penumpang.
Evakuasi Penumpang Berjalan Aman
Proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan perahu karet dan kapal kecil milik Basarnas. Prioritas utama adalah mengevakuasi seluruh penumpang dan awak kapal dalam kondisi aman.
Satu per satu penumpang dipindahkan ke kapal bantuan yang sudah disiagakan di sekitar lokasi kejadian. Seluruh penumpang dilaporkan berhasil dievakuasi tanpa luka serius, meski beberapa di antaranya sempat mengalami kepanikan.
Setelah proses evakuasi selesai, tim gabungan melakukan pengecekan terhadap kondisi lambung kapal dan sistem navigasi. Diketahui bahwa kapal mengalami kandas ringan dan tidak mengalami kebocoran besar. Namun demikian, kapal tetap harus ditarik ke dermaga untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Petugas dari Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gilimanuk memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Koordinasi Lintas Instansi
Peristiwa kandasnya KMP Cemerlang 55 menunjukkan pentingnya koordinasi lintas instansi dalam penanganan insiden laut. Pihak Basarnas, TNI AL, Polairud, Syahbandar, serta PT ASDP Indonesia Ferry bekerja sama memastikan proses evakuasi berjalan cepat dan aman.
“Semua bergerak cepat. Koordinasi berjalan baik sehingga seluruh penumpang bisa diselamatkan. Tidak ada korban jiwa, ini yang paling penting,” ujar salah satu petugas lapangan dari SAR Jembrana.
Sementara itu, pihak pengelola pelabuhan melakukan evaluasi terhadap rute pelayaran dan kedalaman jalur Gilimanuk–Ketapang. Perubahan arus laut dan sedimentasi di dasar laut disebut sebagai faktor yang bisa menyebabkan kapal kandas di titik tertentu.
Pemeriksaan dan Penyelidikan Awal
Setelah kapal berhasil ditarik ke pelabuhan, tim investigasi dari KSOP bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai melakukan penyelidikan awal. Mereka akan menelusuri faktor teknis dan nonteknis yang menyebabkan insiden ini.
Pemeriksaan mencakup fungsi navigasi kapal, kondisi mesin, serta kelayakan pelayaran. Selain itu, petugas juga akan memeriksa sertifikat kelaikan dan logbook perjalanan kapal untuk memastikan apakah seluruh prosedur keselamatan telah dijalankan dengan benar.
Pihak operator kapal, PT Dharma Lautan Utama, menyatakan siap bekerja sama penuh dengan penyelidik dan otoritas terkait. Mereka juga menegaskan bahwa seluruh penumpang sudah mendapat kompensasi berupa tiket pengganti dan bantuan akomodasi sementara.
Kondisi Jalur Penyeberangan
Rute Ketapang–Gilimanuk merupakan jalur penyeberangan vital antara Pulau Jawa dan Bali. Setiap hari, ratusan kendaraan dan ribuan penumpang melintas di jalur ini. Kondisi perairan di sekitar Gilimanuk dikenal dangkal dan dipengaruhi oleh pasang surut ekstrem, terutama pada musim peralihan.
Para nelayan setempat mengakui bahwa daerah perairan Gilimanuk memiliki karakter dasar laut yang berubah-ubah akibat sedimentasi alami. Karena itu, kapal dengan ukuran besar harus berhati-hati saat memasuki wilayah mendekati dermaga, terutama saat air laut surut.
Pihak pelabuhan juga sedang berencana untuk melakukan pengerukan dasar laut guna memperdalam jalur pelayaran dan mengurangi risiko kapal kandas.
Tidak Ada Korban, Tapi Jadi Pengingat
Meskipun seluruh penumpang selamat, insiden KMP Cemerlang 55 menjadi pengingat bahwa aspek keselamatan pelayaran tidak boleh diabaikan. Pemerintah daerah bersama instansi terkait diharapkan memperkuat sistem navigasi dan memperbarui peta kedalaman laut secara rutin.
Keselamatan penumpang harus menjadi prioritas utama dalam setiap perjalanan laut. Perawatan kapal, pelatihan awak, serta kesiapsiagaan terhadap kondisi cuaca harus terus ditingkatkan.
Bagi masyarakat, peristiwa ini menjadi pelajaran bahwa keselamatan bukan hanya tanggung jawab operator, tetapi juga penumpang yang harus mengikuti seluruh prosedur saat berada di kapal.
Dengan koordinasi yang baik dan evaluasi menyeluruh, diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Jalur Ketapang–Gilimanuk, sebagai nadi transportasi antar-pulau, perlu dijaga agar tetap aman, lancar, dan memberikan rasa nyaman bagi seluruh pengguna jasa penyeberangan.

Cek Juga Artikel Dari Platform otomotifmotorindo.org
