Gubernur Bali Dorong Program Makan Bergizi Gratis Gunakan Pangan Lokal
baliutama.web.id Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan pentingnya penggunaan bahan pangan lokal dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis atau MBG. Menurutnya, langkah ini tidak hanya mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat, tetapi juga menjaga ketahanan pangan daerah. Ia berharap seluruh bahan makanan dalam program tersebut berasal dari hasil pertanian dan peternakan Bali sendiri.
Koster menilai, program MBG memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan lokal. Dengan memanfaatkan sayur mayur, telur, ikan, ayam, dan buah-buahan produksi daerah, rantai pasok pangan bisa lebih efisien. Program ini akan membantu menggerakkan ekonomi desa sekaligus memastikan masyarakat menikmati hasil bumi mereka sendiri.
Ia juga menegaskan bahwa Bali memiliki sumber daya pangan yang cukup melimpah. Mulai dari hasil pertanian di Tabanan hingga peternakan rakyat di Karangasem, semua bisa diserap dalam program ini. Dengan begitu, pemerintah daerah tidak hanya menyediakan makanan bergizi untuk masyarakat, tetapi juga menumbuhkan semangat kemandirian ekonomi.
Pentingnya Serapan Pangan Lokal dalam Program MBG
Penggunaan bahan pangan lokal menjadi salah satu strategi penting untuk memperkuat ketahanan pangan daerah. Menurut Koster, ketergantungan pada produk dari luar daerah bisa menimbulkan masalah pasokan dan harga. Jika program MBG mengandalkan hasil pertanian Bali, risiko tersebut dapat ditekan.
Ia menambahkan bahwa produk lokal juga memiliki nilai gizi dan kualitas yang tidak kalah dengan bahan impor. Selain lebih segar, bahan pangan lokal lebih mudah dilacak asal-usulnya dan aman dikonsumsi. Hal ini sejalan dengan semangat Bali sebagai daerah yang mengedepankan kualitas hidup dan keseimbangan alam.
Langkah ini juga dianggap sebagai bentuk antisipasi terhadap kemungkinan kelangkaan bahan pangan di masa depan. Dengan memaksimalkan sumber daya lokal, program MBG dapat berjalan lebih stabil dan berkelanjutan. Selain itu, kebijakan ini sejalan dengan visi besar Bali dalam menjaga kemandirian ekonomi berbasis potensi daerah.
Sinergi Pemerintah Daerah dan Badan Gizi Nasional
Program Makan Bergizi Gratis di Bali berjalan beriringan dengan kegiatan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang dijalankan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Kolaborasi ini menjadi langkah konkret dalam mempercepat perbaikan gizi masyarakat, khususnya bagi anak-anak dan kelompok rentan.
Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, mengapresiasi komitmen Pemerintah Provinsi Bali. Ia menyebut, beberapa dapur SPPG di Bali sudah beroperasi dengan baik, dan sebagian lainnya masih dalam tahap pembangunan serta survei. Program ini ditargetkan dapat menjangkau lebih dari satu juta penerima manfaat di seluruh wilayah Bali.
Tigor menjelaskan, hingga saat ini lebih dari seratus dapur telah berfungsi untuk mendukung penyediaan makanan bergizi. Ia berharap seluruh dapur bisa beroperasi secara penuh dalam waktu dekat agar seluruh target penerima manfaat dapat terpenuhi.
Bali Jadi Contoh Penerapan Kebijakan Berbasis Kemandirian
Pemprov Bali telah lama menerapkan kebijakan yang mendorong penggunaan produk lokal di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Gubernur Koster telah mengeluarkan aturan yang mewajibkan hotel, restoran, dan akomodasi wisata untuk membeli bahan pangan dari petani lokal. Langkah ini diambil agar hasil pertanian tidak hanya bergantung pada pasar tradisional, tetapi juga memiliki jalur distribusi langsung ke industri pariwisata.
Kebijakan serupa kini diharapkan juga diterapkan dalam program MBG. Dengan begitu, sinergi antara sektor pertanian dan program sosial dapat berjalan seimbang. Petani diuntungkan karena hasil panen mereka terserap dengan baik, sementara masyarakat mendapatkan makanan sehat dan bergizi dari sumber yang terpercaya.
Selain mendukung ekonomi lokal, kebijakan ini juga membantu mengurangi jejak karbon karena distribusi bahan pangan menjadi lebih pendek. Pengiriman bahan dari luar daerah sering kali membutuhkan transportasi jarak jauh, yang berdampak pada emisi karbon. Dengan memprioritaskan produk lokal, Bali menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan.
Dampak Positif bagi Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat
Program Makan Bergizi Gratis bukan hanya soal gizi, tetapi juga tentang pemerataan kesejahteraan. Dengan melibatkan petani dan produsen lokal, manfaat ekonomi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Pendapatan petani meningkat, lapangan kerja baru terbuka, dan roda ekonomi desa berputar lebih cepat.
Langkah ini juga berpotensi menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk melakukan hal serupa. Bali yang dikenal dengan sistem pertanian subak dan nilai-nilai kearifan lokalnya bisa menjadi model sukses integrasi antara program sosial dan ekonomi daerah.
Selain itu, program MBG memperkuat rasa kebersamaan antarwarga. Dengan pangan lokal sebagai bahan utama, masyarakat merasa lebih dekat dengan apa yang mereka konsumsi. Mereka tahu bahwa makanan bergizi yang mereka nikmati berasal dari hasil kerja keras sesama warga Bali.
Menuju Bali Mandiri dan Sehat Melalui Pangan Lokal
Koster berharap sinergi antara pemerintah daerah, BGN, dan masyarakat dapat mempercepat terwujudnya Bali yang mandiri secara pangan. Menurutnya, ketahanan pangan bukan sekadar kemampuan menghasilkan bahan makanan, tetapi juga memastikan distribusi dan konsumsi berjalan adil serta berkelanjutan.
Program MBG menjadi langkah nyata menuju cita-cita tersebut. Dengan memanfaatkan potensi lokal, Bali membuktikan bahwa kesejahteraan dan kesehatan masyarakat dapat berjalan beriringan dengan pelestarian budaya dan lingkungan.
Dengan semangat kolaborasi, program ini diharapkan tidak hanya sukses di Bali, tetapi juga menjadi contoh nasional tentang bagaimana pangan lokal dapat menjadi fondasi utama pembangunan yang berkeadilan.

Cek Juga Artikel Dari Platform monitorberita.com
