baliutama – Pameran Bali Interfood 2025 resmi digelar dengan meriah, menghadirkan partisipasi dari 17 negara. Acara ini tidak hanya menjadi ajang promosi produk makanan dan minuman, tetapi juga mendukung sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang menjadi salah satu pilar pariwisata Bali.
Ajang Internasional untuk Produk Pangan
Bali Interfood 2025 menampilkan berbagai produk pangan lokal maupun internasional, mulai dari makanan olahan, minuman sehat, hingga teknologi pengolahan pangan terbaru. Partisipan dari negara seperti Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Australia, dan Italia membawa produk unggulan mereka untuk diperkenalkan kepada pasar Indonesia.
Ketua Panitia, I Made Adiarta, menyampaikan bahwa tujuan utama pameran adalah mempertemukan pelaku industri pangan dengan importir, distributor, serta pelaku usaha lokal. “Bali Interfood bukan hanya soal display produk, tetapi juga membangun jejaring bisnis yang kuat antarnegara,” ujarnya.
Dukungan pada Sektor MICE
Pameran ini juga sejalan dengan strategi pemerintah Bali dalam memajukan sektor MICE. Dengan menghadirkan peserta internasional, Bali Interfood menjadi magnet wisata bisnis yang mendorong kedatangan delegasi dari luar negeri, memperkuat branding Bali sebagai destinasi MICE kelas dunia.
“Kehadiran 17 negara ini menunjukkan Bali mampu menjadi pusat pertemuan dan pameran internasional. Para peserta tidak hanya memamerkan produk, tetapi juga berdiskusi soal peluang bisnis dan investasi,” jelas Made Adiarta.
Partisipasi Pelaku Usaha Lokal
Selain peserta internasional, pameran ini juga memberi ruang luas bagi pelaku UMKM lokal untuk memperkenalkan produknya. Pemerintah Provinsi Bali menekankan pentingnya dukungan bagi usaha kecil agar bisa bersaing di pasar global.
Wayan Sugiarta, pemilik usaha makanan organik dari Denpasar, mengaku antusias mengikuti pameran. “Ini kesempatan besar bagi UMKM lokal untuk belajar, berjejaring, dan memperkenalkan produk ke pasar internasional. Tidak setiap hari kita bisa bertemu importir dari berbagai negara,” katanya.
Seminar dan Workshop Pendukung
Selain pameran produk, Bali Interfood 2025 juga menghadirkan seminar dan workshop terkait inovasi pangan, tren makanan sehat, hingga strategi ekspor. Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan wawasan peserta, terutama pelaku UMKM, tentang peluang dan tantangan industri pangan global.
Salah satu sesi yang paling diminati adalah workshop teknologi pengolahan makanan, di mana peserta belajar memanfaatkan peralatan modern untuk meningkatkan kualitas produk. Hal ini menjadi nilai tambah bagi industri lokal agar lebih kompetitif.
Antusiasme Pengunjung
Pameran menarik ribuan pengunjung dari Bali maupun luar daerah. Para pengunjung dapat mencicipi produk, mengikuti demo masak, hingga mendapatkan informasi tentang peluang bisnis. Suasana meriah ini sekaligus menjadi ajang promosi budaya dan kuliner Bali.
Dampak Ekonomi dan Pariwisata
Bali Interfood 2025 diharapkan memberikan dampak ekonomi positif, baik bagi peserta maupun sektor pariwisata. Dengan meningkatnya kunjungan delegasi internasional, hotel, restoran, dan transportasi lokal turut merasakan manfaat.
“Event seperti ini menunjukkan bahwa Bali tidak hanya terkenal sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga mampu menjadi pusat bisnis dan inovasi pangan internasional,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Bali, I Gusti Ngurah.
Harapan ke Depan
Keberhasilan pameran ini menjadi dorongan bagi penyelenggaraan Bali Interfood di tahun-tahun berikutnya. Panitia berharap jumlah negara peserta bisa bertambah, sehingga Bali semakin dikenal sebagai hub industri pangan dan MICE yang kompetitif.
“Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha lokal, dan peserta internasional, Bali Interfood bisa menjadi jendela bagi dunia untuk melihat potensi industri pangan Indonesia,” pungkas Made Adiarta.

More Stories
Koster Dorong ISI Bali Jadi Penggerak Seni Budaya