Kemkomdigi Kembangkan AI di Sektor Budaya dan Pariwisata
baliutama – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) terus mendorong pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di berbagai sektor strategis. Salah satu fokus utama adalah pengembangan AI untuk bidang budaya dan pariwisata, dua sektor yang menjadi identitas dan kekuatan Indonesia di mata dunia.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari transformasi digital nasional yang menekankan inovasi teknologi demi mendukung perekonomian kreatif, meningkatkan daya saing global, serta menjaga kelestarian budaya.
AI untuk Melestarikan Budaya
Indonesia dikenal sebagai negara dengan keberagaman budaya yang luar biasa, mulai dari bahasa daerah, musik tradisional, kuliner, hingga warisan seni dan arsitektur. Namun, keberagaman tersebut menghadapi tantangan di era modern, terutama dari sisi dokumentasi, pelestarian, dan regenerasi.
Kemkomdigi menilai AI bisa menjadi solusi. Dengan teknologi ini, berbagai kekayaan budaya dapat didokumentasikan secara digital, bahkan ditampilkan kembali dalam bentuk interaktif. Misalnya, rekonstruksi tarian tradisional menggunakan motion capture berbasis AI, penerjemah otomatis bahasa daerah, hingga digitalisasi naskah kuno agar dapat diakses lebih luas oleh masyarakat.
“AI tidak hanya bicara soal teknologi, tapi juga tentang bagaimana kita menjaga identitas bangsa. Dengan digitalisasi dan pemanfaatan kecerdasan buatan, budaya Indonesia bisa lestari sekaligus dikenal lebih luas,” ujar perwakilan Kemkomdigi.
Pariwisata Cerdas dan Interaktif
Selain budaya, pariwisata juga menjadi sektor prioritas. Indonesia yang memiliki ribuan destinasi wisata membutuhkan sistem promosi yang lebih efektif, efisien, dan personal. Di sinilah peran AI semakin nyata.
Kemkomdigi sedang mengembangkan platform pariwisata cerdas berbasis AI yang mampu memberikan rekomendasi destinasi sesuai preferensi wisatawan. Teknologi ini memungkinkan wisatawan mendapatkan informasi yang lebih personal, seperti rute perjalanan, rekomendasi kuliner lokal, hingga penawaran paket wisata sesuai minat.
Selain itu, AI juga digunakan untuk memperkuat layanan virtual tourism. Dengan teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), wisatawan dapat merasakan pengalaman virtual sebelum berkunjung langsung. Strategi ini tidak hanya meningkatkan promosi destinasi, tetapi juga menjadi solusi di masa-masa tertentu, seperti ketika akses perjalanan terbatas.
Memberdayakan Pelaku Pariwisata Lokal
Kemkomdigi menegaskan bahwa pengembangan AI tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran manusia, melainkan memberdayakan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Teknologi ini dapat membantu pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di sektor pariwisata, misalnya dengan sistem analisis pasar berbasis AI untuk memahami tren wisatawan, strategi harga dinamis, hingga pemasaran digital yang lebih efektif.
Dengan begitu, UMKM lokal tidak hanya menjadi pelengkap pariwisata, tetapi juga bisa naik kelas dan bersaing di tingkat global.
Tantangan dan Regulasi
Meski memiliki potensi besar, pengembangan AI di sektor budaya dan pariwisata tetap menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kesiapan infrastruktur digital di daerah wisata yang masih belum merata, serta literasi digital masyarakat yang perlu ditingkatkan.
Kemkomdigi juga menyadari pentingnya regulasi. Oleh karena itu, pemerintah tengah menyiapkan kebijakan khusus agar pemanfaatan AI tetap memperhatikan etika, perlindungan data, dan keberlanjutan. Dengan begitu, teknologi tidak hanya dimanfaatkan untuk bisnis, tetapi juga tetap menghormati kearifan lokal.
Harapan ke Depan
Dengan strategi ini, Kemkomdigi berharap Indonesia bisa menjadi contoh sukses pemanfaatan AI untuk sektor budaya dan pariwisata. Bukan hanya memperkenalkan destinasi wisata dan seni budaya ke dunia internasional, tetapi juga menjaga agar warisan bangsa tetap relevan di era digital.
“Teknologi harus menjadi jembatan, bukan penghalang. Dengan AI, kita ingin budaya tetap hidup, pariwisata makin maju, dan masyarakat lokal semakin sejahtera,” tegas perwakilan Kemkomdigi.
Ke depan, Kemkomdigi berencana menggandeng perguruan tinggi, komunitas kreatif, hingga pelaku industri teknologi untuk bersama-sama memperluas penerapan AI di sektor budaya dan pariwisata. Kolaborasi lintas sektor diyakini akan mempercepat transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan.
