CHANDI Bali Dibuka Meriah dengan Pesta Rakyat, Diikuti 45 Negara
baliutama – Ajang internasional CHANDI Bali resmi dibuka dengan meriah melalui sebuah pesta rakyat yang menghadirkan ribuan peserta dari dalam dan luar negeri. Acara yang digelar di kawasan wisata Bali ini berhasil menyedot perhatian publik karena diikuti oleh delegasi dari 45 negara, sekaligus menegaskan posisi Bali sebagai salah satu pusat diplomasi budaya dunia.
Pesta Rakyat Sebagai Simbol Kebersamaan
Pembukaan CHANDI Bali diawali dengan parade budaya yang menampilkan tarian tradisional, musik etnik, hingga pameran busana khas Nusantara. Ribuan masyarakat lokal turut ambil bagian, menciptakan suasana semarak penuh warna.
Pesta rakyat ini digagas untuk menegaskan bahwa CHANDI Bali bukan hanya ajang elit internasional, tetapi juga wadah kebersamaan antara masyarakat lokal dan dunia. “Kita ingin menunjukkan bahwa Bali adalah rumah bersama. Semua tamu dari berbagai negara disambut dengan hangat melalui budaya rakyat yang hidup di tengah masyarakat,” ujar Ketua Panitia CHANDI Bali dalam pidatonya.
Partisipasi 45 Negara
Kehadiran perwakilan dari 45 negara menjadi sorotan utama. Delegasi tersebut datang tidak hanya sebagai peserta resmi, tetapi juga membawa identitas budaya masing-masing. Beberapa negara menampilkan pertunjukan khas seperti tarian tradisional, musik orkestra, hingga pameran kerajinan.
Menurut panitia, partisipasi lintas negara ini menunjukkan kepercayaan dunia terhadap Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan acara multikultural. “Ini bukan sekadar festival, melainkan jembatan diplomasi yang mempererat hubungan antarbangsa,” jelasnya.
Antusiasme Masyarakat dan Wisatawan
Masyarakat Bali menyambut antusias acara ini. Sejak pagi hari, ribuan warga memadati area utama acara untuk menyaksikan parade pembukaan. Para pelaku UMKM lokal juga mendapat kesempatan membuka stan makanan, kerajinan, dan produk khas Bali.
Wisatawan asing yang kebetulan berada di Bali pun tidak ingin ketinggalan. Mereka tampak menikmati suasana pesta rakyat, bahkan ikut menari bersama warga setempat. Kehadiran wisatawan ini memberi warna tersendiri sekaligus memperkuat citra Bali sebagai destinasi wisata yang aman dan ramah.
Dukungan Pemerintah
Pemerintah Provinsi Bali memberikan dukungan penuh terhadap acara ini. Dalam sambutannya, Gubernur Bali menegaskan bahwa CHANDI Bali bukan hanya tentang budaya, tetapi juga tentang diplomasi, ekonomi kreatif, dan pariwisata.
“Dengan kehadiran 45 negara, Bali sekali lagi membuktikan diri sebagai jendela Indonesia bagi dunia. Kita tidak hanya menyajikan keindahan alam, tetapi juga nilai-nilai kearifan lokal yang bisa menjadi inspirasi global,” tegasnya.
Pemerintah pusat pun memberikan apresiasi. Menurut perwakilan Kementerian Pariwisata, acara ini diharapkan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara sekaligus membuka peluang kerja sama lintas sektor.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Selain menumbuhkan kebanggaan, CHANDI Bali diyakini membawa dampak ekonomi yang signifikan. Kehadiran ribuan peserta dan wisatawan internasional meningkatkan okupansi hotel, restoran, hingga transportasi lokal. Para pengusaha kecil juga merasakan manfaat dari meningkatnya transaksi selama acara berlangsung.
Dari sisi sosial, pesta rakyat menjadi ruang interaksi antarbudaya. Generasi muda Bali berkesempatan bertemu langsung dengan delegasi dari berbagai belahan dunia, memperluas wawasan dan memperkuat identitas lokal mereka.
Pesan Perdamaian dan Persatuan
Salah satu pesan utama dalam pembukaan CHANDI Bali adalah perdamaian. Setiap penampilan seni mengandung nilai persatuan dan harmoni, sesuai dengan filosofi Bali yang menjunjung tinggi keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Perwakilan dari negara sahabat pun menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan ini. “Bali bukan hanya cantik secara alamiah, tetapi juga indah secara spiritual. Kami merasa seperti berada di rumah sendiri,” ungkap seorang delegasi dari Eropa.
Penutup
Pembukaan CHANDI Bali dengan pesta rakyat menjadi momentum bersejarah bagi masyarakat Bali dan Indonesia. Dengan partisipasi 45 negara, acara ini bukan sekadar festival budaya, tetapi juga simbol diplomasi, persahabatan, dan kolaborasi global.
Kemeriahan acara ini diharapkan tidak berhenti pada seremonial pembukaan, melainkan berlanjut dengan program-program nyata yang membawa manfaat jangka panjang, baik bagi masyarakat Bali maupun dunia internasional.
Bali kembali membuktikan dirinya sebagai panggung dunia, tempat di mana perbedaan dirayakan, dan persatuan dijunjung tinggi.
